MILI DAN KOLAM PERMINTAAN
(Karya Pocut Shafira Putri Aurora)
Hei namaku Mili. Sekarang aku duduk di kelas 3 SD. Aku tidak
terlalu pandai dalam pelajaran matematika. Bukannya aku sombong tetapi memang
nilaiku di atas rata rata kelas kecuali pelajaran metematika. Kadang nilai
metematikaku pas sekali dengan KKM dan kadang hanya lebih beberapa angka.
Itulah yang membuatku selalu ranking 3. Tetapi aku tetap bersyukur karena
selalu masuk 3 besar.
Pada saat istirahat aku lihat semua anak perempuan berkumpul
di depan kelas. Aku pun ikut berkumpul bersama yang lain. Ternyata temanku yang
bernama Lulu bercerita tentang kolam permintaan. Aku mendengar baik - baik apa
yang dikatakan Lulu. Aku sangat takjub ketika mendengar cerita Lulu tentang
seseorang bernama Lala melemparkan koin ke kolam permintaan serta menyebutkan
permintaannya yaitu nilai ujiannya selalu bagus dan benar nilainya selalu
bagus. Lulu juga berkata kolam permintaan itu berada di jalan Raya Jakarta. Nah
jalan Raya Jakarta ini dekat dengan rumahku. Sepertinya nanti sore aku akan
pergi kesana.
"Assalamualaikum.." ucapku didepan
pintu gerbang rumahku sepulang sekolah.
"Waalaikumsalam" ucap mama sambil
membuka pintu gerbang.
"Ma nanti aku
keluar rumah dulu ya sehabis mandi" ucapku sangat bersemangat
"Boleh tapi kamu
mau kemana li ?" tanya mama.
"Ke kolam permintaan
ma .. cuma butuh 1 keping koin kok" ucapku sambil mengedipkan sebelah mata.
" emang apa
permintaanmu ?
"Aku ingin nilai
matematikaku selalu bagus .. besok kan juga ada tes matematika" ucapku
agak santai
"Ok tapi ingat
dirumah ini ada peraturan 'selalu belajar pelajaran setiap sore-malam khususnya
yang menjadi materi ulangan di esok hari '" ucap mama sambil berjalan
menuju pintu rumah.
"Ok ma .."
ucapku
Aku sudah sampai di kolam permintaan aku siapkan koin serta
segera mengatakan permintaanku dan aku lemparkan koinku. Aku sangat senang aku
segera pulang ke rumah dengan senyuman senang. Sesampainya di rumah mama
menyuruhku duduk di meja belajarku dan membaca buku catatan, mengerjakan soal
matematika, sebenarnya ini yang kusebut belajar. Kegiatan ini ku jalani dengan
sungguh sungguh. Aku belajar matematika sampai malam tetapi aku tetap senang.
Hari ini hari bersejarah bagiku karena aku akan mengahadapi ulangan matematika.
Walaupun itu hanya mengulang tetapi di matematika itu perlu ketelitian.
Pak Tono memasuki kelas dan mengucapkan salam lalu membahas
sedikit materi matematika setelah itu membagikan soal tes. Jantungku berdetak
kencang. Kubaca doa dan segera mengerjakan soal. Semua soal kukerjakan dengan
teliti. Ketika sudah selesai kuhitung ulang hasil jawaban ulangan matematikaku.
Walau aku mengumpulkan paling terakhir tetapi yang penting semuanya betul. Lalu
Pak Tono mengatakan bahwa ia akan membagikan hasil nilai matematika besok.
Jantung ku semakin berdetak kencang karena besok matematika adalah pelajaran
pada jam pertama.
Sudah lama kumenunggu saat - saat ini. Hari ini dibagikan
hasil nilai tes matematika. Pak Tono memasuki kelas, jantungku berdetak kencang
lagi. Murid - murid yang piket ditugaskan untuk membagikan hasil tes matematika
oleh Pak Tono. Kebetulan Lulu mendapat giliran piket, dia membagikan nilai
ulangan matematikaku. Dia mendekatiku dan membisikiku
" Nilaimu hebat
"
lalu dia memberikanku nilai matematikaku dan ternyata
nilaiku adalah .. sembilan koma sembilan (9,9) aku hanya salah satu soal
setelah ku lihat .. jawabanku tidak salah. Aku mengatakan hal itu pada Pak Tono
dan Pak Tono menjawab
"Oh ya li maaf
ya.. jawabanmu itu benar bapak akan segera mengubah nilaimu " ucap Pak
Tono, aku sangat senang.
Sesampainya di rumah aku langsung mengucap salam dan
langsung memeluk mama aku mengatakan tentang nilai ulangan matematikaku. Mama
sangat senang begitu pula aku dan tiba tiba mama berkata
"apa kamu
berpikir bahwa ini karena kolam permintaan"
"ya" ucapku
bersemangat
"sebenarnya itu
bukan karena kolam permintaan" ucap mama lagi
"terus apa
?" tanyaku kebingungan
"itu karena kamu
belajar dengan sungguh sungguh" ucap mama lagi.
Aku memandang mama dan berkata
"terima kasih ya
ma sudah mengajariku " ucapku sambil menangis tanda terima kasih serta
terharu dengan kebaikan mama mengajariku matematika.
"sama sama"
ucap mama sambil tersenyum.
Hari bersejarah ini tidak akan kulupakan seumur hidupku.
0 komentar:
Posting Komentar